Seminar & ToT: Merancang Masa Depan Ekosistem Gim yang Sehat di Surakarta

Industri video game di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah pemain, pengembang game lokal, dan investasi di sektor ini. Di Solo, perkembangan industri game juga semakin menjanjikan. Sejumlah studio game indie telah bermunculan,menciptakan karya-karya orisinil dengan kualitas yang kompetitif. Bahkan, komunitas game di Solo juga kini semakin aktif menyelenggarakan berbagai acara dan turnamen.

Meskipun begitu,pertumbuhan industri game juga disertai dengan tantangan, terutama dalam hal regulasi dan tata kelola.  Studi kasus di Solo menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman tentang regulasi dan etika dalam industri game dapat menghambat perkembangan industri ini. Beberapa pengembang game lokal kesulitan mendapatkan pendanaan dan akses pasar karena kurangnya pengetahuan tentang tata kelola yang baik. Selain itu, beberapa kasus kecanduan game di kalangan pelajar dan remaja juga menjadi perhatian serius.

Maka dari itu, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia bersama Next Generation Indonesia, saling bersinergi dalam menyelenggarakan kegiatan Gimtalks #4 dengan tema “Seminar & ToT: Merancang Masa Depan Ekosistem Gim Yang Sehat di Surakarta”.  Kegiatan Gimtalks #4 ini dilaksanakan di Hotel Alila Kota Surakarta dan diselenggarakan selama 2 hari yaitu Rabu, 16 Oktober dan Kamis, 17 Oktober 2024.

Sebanyak 135 peserta  di hari pertama mendapatkan Sosialisasi-Edukasi terkait Regulasi dan Tata Kelola dalam video gim, sosialisasi ini terbagi kedalam 3 sesi. Pada sesi pertama diisi oleh oleh 3 narasumber yaitu Cendana dari Kementerian Komunikasi dan Digital RI menyampaikan pemahaman terkait tata kelola video gim, kemudian pemahaman terkait persoalan dasar yang muncul dalam video gim hingga peranan NXG Indonesia dalam menciptakan ekosistem video gim yang sehat dipaparkan oleh Fikri Andika dari NXG Indonesia dan Sidiq Setyawan Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta yang menyampaikan beberapa pemahaman terkait kasus penggunaan video gim di Solo hingga solusi-solusi yang dapat dilakukan agar ekosistem bermain video gim di Solo semakin sehat.

Pada sesi talkshow kedua seluruh peserta mendapatkan edukasi terkait regulasi dan kebijakan terkait industri gim di Indonesia hingga peran pemerintah dalam mendukung pengembangan industri game termasuk hubungan industri gim Indonesia dengan klasifikasi global yang disosialisasikan oleh Jeremi dari Kementerian Komunikasi dan Digital RI. Tidak hanya itu, sesi kedua ini juga diisi oleh Arif Setiawan dari Asosiasi Game Indonesia dan Devi Afriyantari Puspa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan pembahasan terkait peluang karier di industri gim di Indonesia khususnya di Solo hingga pembahasan terkait tantangan dan peluang fitur UGC dalam Video Gim.

Sesi terakhir di hari pertama ditutup dengan sesi workshop terkait pembuatan & bedah game yang diisi oleh Dalih Sugih dari Asosiasi Game Indonesia sekaligus sebagai Game Developer Lokal dari Malang dan dipandu oleh Moderator Elsa Nur Fitriani.

Pada hari kedua, telah dilaksanakan Training of Trainer (ToT) yang diikuti oleh 20 peserta. Para peserta merupakan Mahasiswa dari berbagai Universitas di Kota Surakarta yang dibekali pemahaman Isu literasi digital khususnya terkait Isu klasifikasi video gim oleh Fikri Andika dan Ajeng Dinar dari Next Generation Indonesia. Tidak hanya itu, peserta ToT juga dibekali, skill public speaking yang disampaikan oleh Elsa Nur Fitriani dari Next Generation Indonesia.

Sesi terakhir hari kedua para peserta dibagi kelompok dan melaksanakan FGD (Focus Group Discussion) terkait kondisi dan isu penggunaan video game di Kota Surakarta kemudian bersama-sama menyampaikan ide serta gagasan terkait solusi dari kondisi permasalahan yang terjadi menjadi Rencana Tindak Lanjut para Fasilitator Literasi Digital dalam mengkampanyekan sistem klasifikasi video game di Kota Surakarta.